DonkeyMails.com: No Minimum Payout

Selasa, 02 Juni 2009

Ini Tentang Dirimu

Ini tentang dirimu. Seharusnya sudah aku sadari sedari awal. Tapi itulah aku, yang selalu meyakini sesuatu yang terlihat mustahil. Tapi itulah aku, yang selalu ingin memperjuangkan yang ingin aku miliki, yang kurasa harus dan seharusnya kugapai. Apapun resikonya.

Ini tentang dirimu. Yang datang dan pergi lalu datang lagi, mungkin untuk pergi lagi nanti suatu saat jika waktu sudah menghendaki. Tapi itulah dirimu, memberi keberanian yang memuncak, namun kemudian, logika dan kenyataan yang menyadarkan. Tapi itulah dirimu, yang mengajak melompat lingkaran api yang berada disekeliling kita. Walau aku setengah yakin dan setengah kabur, apa ini suatu keyakinan atau hanya sebuah lingkaran semu yang kerap hadir? Apapun itu namanya, aku tidak tahu.

Ini tentang dirimu. Dirimu yang selalu, selalu..selalu aku cintai, aku rindukan dalam relung-relung rahasia terdalam dalam hatiku. Hati yang terselimuti dengan berjuta keinginan, tapi dibangunkan dengan serentetan pemahaman hidup. Tahukah.. seberapa besar perasaan ini sanggup aku bendung? Tahukah engkau? Kalau kau cukup tahu, seberapa besar pengetahuanmu, tolong kau ceritakan padaku. Karena aku sendiripun tidak tahu persis berapa besar yang tersisa dari yang pernah ada.

Tapi, tahukah kau… aku selalu mencarimu..mempigurakan sketsa-sketsa dari saluran seksresi psikologis yang pernah terlalui beberapa tahun lalu. Aku selalu mengenangmu. Menempatkan dirimu dalam ruang termerah di hatiku. Membawa keharumanmu ke dalam mimpi-mimpi yang hanya sanggup aku ceritakan pada langit-langit kamar. Andai ruangan ini hanya berisi kaca, tentu kau akan mengetahui, angle mana pun tetap aku memikirkanmu.

Ini tentang dirimu. Yang menggodaku untuk lari merentas aral-aral yang tidak penting untuk sebuah cinta. Aku masih berharap, sungguh. Biarkan aku dibutakan saja, supaya tidak ada alasan, bahwa hanya cinta yang buta, tetapi manusia tidak. Biar saja sekalian buta. Biar aku hanya melihat dengan mata kaki. Biar semua dunia yang jungkir balik, bukannya aku.

Tapi, akankah setelah kubuka pintu, maka kau pun akan membuka pintu yang sama? Dan kemudian kau juga seperti yang kau selalu katakan, ingin melangkah dari pintu itu?Beribu ketakutan membayang. Apakah kau sedemikian telah cukup kuat, untuk menyandarkan aku di hatimu. Apakah tidak ada semayang rambutpun kau ragu? Apakah masih bisa kupertanyakan sebuah ketulusan…atau bisakah aku bertanya dimana batas antara ketulusan dan pengorbanan?kenapa sedemikian sulit?

Ini masih tentang mu. Tentang dirimu yang membawa diri ini seperti anak panah yang terlepas dari busurnya. Yang membawa perasaan dan imaji sanggup mengembara dalam alam ketidaksadaran. Tentang dirimu yang menjadi siluet lembayung jingga. Tentang dirimu yang memasrahkan segala hari esok pada pertaruhan. Tentang kau yang tengah memandangi bulan sabit dan berharap besok segera purnama. Bagaimana mungkin?

Ini tentang engkau. Cinta adalah ruang dan waktu, datang dan menghilang. Dulu, aku selalu percaya itu. Wajah-wajah yang datang silih berganti, wajah-wajah yang senantiasa mengisi hidup ini. Datang, untuk kemudian pergi. Hati memang selalu di set up sedemikian. Tapi, cinta bukan misteri namanya, jika itu terjadi seperti pengulangan yang itu-itu saja. Cinta menjadi misteri kala kejutan-kejutan manis datang dengan keterkejutannya. Begitulah cinta. Cinta yang buta, tapi kita tidak buta. Cinta yang buta, tetapi kita tidak buta. Cinta yang buta, tetapi kita tidak buta. Cinta yang buta, tetapi kita tidak buta…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMPAS.com

Usaha Sampingan

Semakin banyak yang perduli semakin banyak yang terbantu

Solidaritas Kebersamaan